A. PENGERTIAN PEMELIHARAAN
SISTEM
Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya atau
tindakan untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang
ada.
Pemeliharaan
ini di perlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem
yang yang ada agar dalam penggunaannya dapat bekerja secara optimal.
Sistem perlu dipelihara karena beberapa hal, yaitu :
1. Sistem memiliki
kesalahan yang dulunya belum terdeteksi, sehingga kesalahan-kesalahan sistem
perlu diperbaiki.
2.
Sistem mengalami
perubahan-perubahan karena permintaan baru dari pemakai sistem.
3.
Sistem mengalami
perubahan karena perubahan lingkungan luar (perubahan bisnis).
4.
Sistem terinfeksi
malware aktif
5.
Sistem berkas
corrupt
6.
Perangkat keras
melemah
Pemeliharaan sistem meliputi :
1. System Back-Up
Membuat Salinan/copy untuk data-data
penting perusahaan yang ada pada computer user maupun server ke dalam backup
storage (External Disk).
2. System Optimization
Melakukan Defragmentasi data dan
membuang sampah-sampah yang ada pada computer, serta memperbaiki kesalahan
setting sehingga computer dapat berjalan normal.
3. System Rebuild
Membangun dan menata ulang kembali
system yang rusak oleh faktor yang tidak disengaja, agar system dapat bekerja
normal kembali.
4. System Upgrade
Menambah fungsi, memperbaharui
system yang ada sesuai dengan kebutuhan pelanggan, serta melakukan testing
stabilitas untuk hardware dan software.
5. Training dan Pelatihan
Memberikan Pengarahan dan konsultasi
kepada operator computer, sehingga operator dapat mengoperasikan computer
sesuai dengan prosedur pengoperasian komputer yang baik dan benar.
6. Update Anti Virus & Pembersihan
Virus
Melakukan Update Definition file
Anti Virus sehingga anti virus yang ada dapat memproteksi komputer dari
serangan virus baik virus lam amaupun baru, dan juga melakukan scaning virus
serta membersihkan komputer dari Virus.
7. System Security
Pemasangan Firewall dan sistem authentifikasi untuk
pengamanan system dan data penting perusahaan dari orang luar yang tidak
berkepentingan.
B. JENIS PEMELIHARAAN SISTEM
Pemeliharaan sistem dapat digolongkan
menjadi empat jenis :
1.
Pemeliharaan
Korektif
Pemeliharaan
korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu tinggi nilainya
dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi kesalahan-kesahan yang
ditemukan pada saat sistem berjalan.
Umumnya
pemeliharaan korektif ini mencakup kondisi penting atau bahaya yang memerlukan
tindakan segera. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memperbaiki kesalahan atau
malfungsi dengan cepat sangatlah berharga bagi perusahaan.
2.
Pemeliharaan
Adaptif
Pemeliharaan
adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam lingkungan data atau
pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai baru.
Lingkungan
tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian, sistem harus terus
merespon perubahan persyaratan pemakai. Misalnya, Undang-Undang Perpajakan yang
baru mungkin memerlukan suatu perubahan dalam kalkulasi pembayaran bersih.
Umumnya pemeliharaan adatif ini baik dan tidak dapat dihindari.
Umumnya pemeliharaan adatif ini baik dan tidak dapat dihindari.
3.
Pemeliharaan
Penyempurnaan
Pemeliharaan
penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau maintainabilitas (kemampuan untuk
dipelihara). Tindakan ini juga memungkinkan sistem untuk memenuhi persyaratan
pemakai yang sebelumnya tidak dikenal.
Ketika
membuat perubahan substansial modul apapun, petugas pemeliharaan juga
menggunakan kesempatan untuk mengupgrade kode, mengganti cabang-cabang yang
kadaluwarsa, memperbaiki kecerobohan, dan mengembangkan dokumentasi.
Sebagai
contoh, kegiatan pemeliharaan ini dapat berbentuk perekayasaan ulang atau
restrukturisasi perangkat lunak, penulisan ulang dokumentasi, pengubahan format
dan isi laporan, penentuan logika pemrosesan yang lebih efisien, dan
pengembangan efisiensi pengoperasian perangkat.
4.
Pemeliharaan
Preventif
Pemeliharaan
Preventif terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem untuk
mengungkap dan mengantisipasi permasalahan.
Karena
personil pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali
menemukan cacat-cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan
permasalahan potensial. Sementara tidak memerlukan tindakan segera, cacat ini
bila tidak dikoreksi di tingkat awal, jelas sekali akan mempengaruhi baik
fungsi sistem maupun kemampuan untuk memeliharanya dalam waktu dekat.
C. PROSEDUR
UNTUK MEMELIHARA SISTEM
System
Maintainability (kemampuan pemeliharaan sistem) adalah kapasitas personil
pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan korektif, adaptif, penyempurnaan,
atau preventif.
Semakin
mudah suatu sistem dipelihara, semakin kecil pula tenaga dan biaya yang harus
dikeluarkan untuk memelihara sistem.
Maintainabilitas
(maintainability) sistem bertambah jika sistemnya dirancang agar mudah diubah.
Aspek ini meliputi prosedur-prosedur berikut :
1.
SDLC
(System Development Life Cycle) dan SWDLC (Software Development Life Cycle).
Aplikasi yang profesional dalam SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan maintainabilitas sistem.
Aplikasi yang profesional dalam SDLC dan SWDLC dan teknik maupun perangkat modeling yang mendukungnya adalah hal-hal keseluruhan yang terbaik yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan maintainabilitas sistem.
2.
Definisi
Data Standar.
Trend
ke arah sistem manajemen database relasional mendasari dorongan ke normalisasi
data dan definisi data standar.
3.
Bahasa
Pemrograman Standar.
Penggunaan
bahasa pemrograman standar, misalnya C atau COBOL, akan mempermudah pekerjaan
pemeliharaan.
Jika
perangkat lunak C atau COBOL berisi dokumentasi internal yang jelas dan
lengkap, seorang programmer pemeliharaan pemula atau pemakai dapat memahami apa
yang sedang dikerjakannya. Lagipula C dan COBOL adalah bahasa Universal yang
umumnya diketahui oleh sejumlah besar orang. Dengan demikian penggantian
programmer pemeliharaan tidak begitu berdampak negatif pada kemampuan
perusahaan untuk memelihara program C atau COBOL lama.
4.
Rancangan
Moduler.
Programmer
pemeliharaan dapat mengganti modul program jauh lebih mudah daripada jika ia
berurusan dengan keseluruhan program.
5.
Modul
yang Dapat Digunakan Kembali.
Modul
biasa dari kode yang dapat digunakan kembali, dapat diakses oleh semua aplikasi
yang memerlukannya.
6.
Dokumentasi
Standar.
Diperlukan
sistem, pemakai, perangkat lunak dan dokumentasi operasi yang standar sehingga
semua informasi yang diperlukan untuk beroperasi dan pemeliharaan aplikasi
khusus akan tersedia.
7.
Kontrol
Sentral.
Semua
program, dokumentasi, dan data tes seharusnya diinstal dalam penyimpanan pusat
dari sistem CASE (Computer-Aided Software Engineering atau Computer-Assisted
Software Engineering).
D. LANGKAH-LANGKAH PEMELIHARAAN SISTEM
1.
Penggunaan Sistem
Yaitu menggunakan sistem sesuai dengan fungsi tugasnya
masing-masing untuk operasi rutin atau sehari-hari.
2.
Audit Sistem
Yaitu melakukan penggunaan dan penelitian formal untuk
menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kinerja. Hal semacam
ini disebut penelaahan setelah penerapan dan dapat dilakukan oleh seorang
auditor internal.
3.
Penjagaan Sistem
Yaitu melakukan pemantauan untuk pemeriksaan rutin sehingga
sistem tetap beroperasi dengan baik. Selain itu juga untuk menjaga kemutakhiran
sistem jika sewaktu-waktu terjadi perubahan lingkungan sistem atau modifikasi
rancangan software.
4.
Perbaikan Sistem
Yaitu melakukan perbaikan jika dalam operasi terjadi
kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi
saat tahap pengujian sistem.
5.
Peningkatan Sistem
Yaitu melakukan modifikasi terhadap sistem ketika terdapat
potensi peningkatan sistem setelah sistem berjalan beberapa waktu, biasanya
adanya potensi peningkatan sistem tersebut terlihat oleh manajer kemudian
diteruskan kepada spesialis informasi untuk dilakukan modifikasi sesuai
keinginan manajer.